SISTEM-SISTEM PEREKONOMIAN, PERBANDINGAN BISNIS, dan PANDANGAN MASYARAKAT akan PROFESI BISNIS


SISTEM-SISTEM PEREKONOMIAN

Original Picture

MERKANTILISME

            Sistem perekonomian Merkantilisme merupakan suatu teori ekonomi yang menyatakan bahwa kesejahteraan suatu negara hanya ditentukan oleh banyaknya aset atau modal yang disimpan oleh negara yang bersangkutan, dan bahwa besarnya volume perdagangan global teramat sangat penting. Aset ekonomi atau modal negara dapat digambarkan secara nyata dengan jumlah kapital (mineral berharga, terutama emas maupun komoditas lainnya) yang dimiliki oleh negara dan modal ini bisa diperbesar jumlahnya dengan meningkatkan ekspor dan mencegah (sebisanya) impor sehingga neraca perdagangan dengan negara lain akan selalu positif. Merkantilisme mengajarkan bahwa pemerintahan suatu negara harus mencapai tujuan ini dengan melakukan perlindungan terhadap perekonomiannya, dengan mendorong ekspor (dengan banyak insentif) dan mengurangi impor (biasanya dengan pemberlakuan tarif yang besar). Kebijakan ekonomi yang bekerja dengan mekanisme seperti inilah yang dinamakan dengan sistem ekonomi merkantilisme(1).
            Merkantilisme sendiri diidentikkan dengan para ‘kapitalis pedagang’ atau peran penting dalam dunia bisnis. Selain itu, sistem perekonomian ini juga sering diidentikkan dengan komoditas ‘emas’, karena nilai kesejahteraan yang banyak dinilai dengan standar emas. Karenanya, ketika mempelajari ide pokok merkantilisme, kita akan banyak menemukan kegiatan ekonomi yang berhubungan dengan emas. Pada intinya, merkantilisme berpandangan bahwa semakin banyak emas, berarti semakin banyak pula uang yang dimiliki, dan akhirnya dapat menghasilkan output dan kesempatan kerja  yang semakin besar. Artinya, kesejahteraan bisa dicapai dengan lebih baik (Salvatore, 1996: 23-24)(2)

KAPITALISME

            Kapitalisme merupakan sebuah sistem organisasi ekonomi yang dicirikan oleh hak milik privat atas alat-alat produksi dan distribusi yang pemanfaatannya untuk mencapai laba dalam kondisi yang sangat kompetitif (Milton H. Spencer;1990). Selajutnya pengertian sistem ekonomi kapitalis adalah suatu sistem yang memberikan kebebasan yang cukup besar bagi pelaku-pelaku ekonomi untuk melakukan kegiatan yang terbaik bagi kepentingan individual atas sumberdaya-sumberdaya ekonomi atau faktor-faktor produksi(4)
            Sistem perekonomian Kapitalis dalam menjalankan berbagai kegiatannya bersandar kepada pemilikan atas harta benda secara pribadi terhadap alat-alat produksi yang ia kuasai, kegiatan distribusi yang ia jalankan, maupun pertukaran atas barang-barang yang dikuasainya. Dalam sistem ekonomi kapitalis dimana suatu produksi serta kegiatan perdagangannya lebih dominan dilakukan bersifat pribadi-pribadi atau perseorangan. Individu serta perusahaan atau bahkan melalui badan usaha swasta atau korporasi, berupa bantuan modal yang sebelumnya telah diakumulasikan, tetapi yang lebih banyak terjadi dengan menggunakan modal usaha dari pinjaman berbunga, mendapatkan keuntungan atau laba serta membangun suatu kerajaan untuk diri mereka sendiri dengan jalan mempekerjakan orang banyak dengan memberikan imbalan upah (Chaudhry, 2012: 355-356)(3)
        

KOMUNISME

            Komunisme adalah suatu sistem perekonomian di mana peran pemerintah sebagai pengatur seluruh sumber -sumber kegiatan perekonomian. Setiap orang tidak diperbolehkan memiliki kekayaan pribadi, sehingga nasib seseorang bisa ditentukan oleh pemerintah. Semua unit bisnis mulai dari yang kecil hingga yang besar dimiliki oleh pemerintah dengan tujuan pemerataan ekonomi dan kebersamaan(5)
            Sistem ekonomi komunis adalah sistem ekonomi di mana seluruh keputusan ekonomi dibuat oleh masyarakat secara bersama-sama. Di dalam sistem ekonomi komunis, perbedaan kelas dalam masyarakat dihilangkan dan masyarakat secara keseluruhan memiliki faktor-faktor produksi. Dalam sistem ekonomi komunis, perekonomian diselenggarakan secara terpusat terencana atau disebut juga sistem ekonomi komando. Sebagian besar ekonomi direncanakan oleh otoritas pemerintah pusat. Ciri-ciri sistem ekonomi komando adalah kepemilikan faktor produksi secara kolektif, properti dimiliki oleh Negara, tingkat produksi ditentukan oleh Negara melalui mekanisme perencanaan, dan harga diatur dan dikendalikan oleh pemerintah(6).

SOSIALISME

            Sistem ekonomi sosialis merupakan bentuk resistensi dari sistem ekonomi sebelumnya yaitu sistem ekonomi kapitalis. Karena sistem ekonomi kapitalis dituding menjadi penyebab tidak tercapainya suatu kesejahteraan masyarakat yang merata. Sistem ekonomi sosialis merupakan kebalikan dari sistem ekonomi kapitalis, yang mana menyerahkan segala siklus ekonomi sepenuhnya kepada mekanisme pasar yang ada. Sedangkan untuk sistem ekonomi sosialis, di mana pemerintah sangat memiliki peran sangat besar di dalam mengelola roda perekonomian mulai dari perencanaan, pelaksanaan samapai pengawasan dalam rantai perekonomian di masyarakat(7).
            Sistem ekonomi sosialis adalah suatu sistem ekonomi dengan kebijakan atau teori yang bertujuan untuk memperoleh distribusi yang lebih baik dengan tindakan otoritas demokratisasi yang terpusat dan perolehan produksi lebih baik daripada kini yang berlaku semestinya(8).

FASISME

            Fasisme (fasicm) merupakan pengorganisasian pemerintahan masyarakat secara totaliter oleh kediktatoran partai tunggal yang sangat nasionlais, rasialis, militeristis dan imperialis (William Ebestein dan Edwin Fogelman, 1985: 144). Fasisme adalah suatu idiologi yang berkembang dan dilatarbelakangi oleh kegagalan demokrasi yang menekankan pada rasialisme, pengabdian dan loyalitas seorang pemimpin yang didasarkan pada prinsip kesatuan dimana pelaksanaanya mencakup seluruh aspek kehidupan (totaliter)(9)
            Dari pengertian fasisme diatas saya menyimpulkan bahwa sistem perekonomian Fasisme seluruh kegiatan ekonomi dipegang sepenuhnya oleh pusat sistem ini mirip dengan sistem perekonomian Komunisme tetapi karena mereka membanggakan atau menganggap negara mereka lebih diatas negara yang lain maka mereka tidak melakukan kerjasama perekonomian dengan negara-negara lain.

DEMOKRASI EKONOMI

            Demokrasi ekonomi atau demokrasi pemangku kepentingan adalah filsafat sosial ekonomi yang menganjurkan penggantian kekuasaan pembuatan keputusan dari manajer korporasi dan pemegang saham korporasi ke kelompok pemegang saham publik yang lebih besar, termasuk di dalamnya pekerja, pelanggan, penyuplai, lingkungan sekitar dan publik luas. Tidak ada definisi atau pendekatan tunggal yang mencakup demokrasi ekonomi, tetapi sebagian besar pendukungnya berpendapat bahwa relasi milik di masa modern ini mengeksternalisasi biaya, mengesampingkan kepentingan publik untuk keuntungan pribadi, dan mengingkari praktik suara demokrasi dalam pembuatan kebijakan ekonomi(10).
            Senada dengan pengertian demokrasi dalam ilmu politik/ pemerintahan, demokrasi ekonomi dapat pula diartikan sebagai kedaulatan ekonomi yang berada ditangan rakyat. Dalam hal  ini,  rakyatlah yang berhak menentukan tiga masalah utama ekonomi yaitu apa yang harus diproduksi (what), bagaimana memproduksi (how), dan untuk  siapa barang dan jasa yang diproduksi (for whom).  Demokrasi ekonomi menghindari terjadinya sistem ekonomi liberalism, etatisme, dan pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok atau monopoli. sistem ekonomi liberalism harus dihindari karena menimbulkan eksploitasi dan penghisapan terhadap sesama manusia. Sistem etatisme dimana ekonomi dikuasai oleh  negara juga harus dihindari, karena etatisme dapat mematikan usaha-usaha di luar sektor negara seperti usaha swasta, koperasi, dan usaha kecil(11)

PERBANDINGAN BISNIS

Saya akan menjelaskan perbandingan bisnis yang mengejar keuntungan dan bisnis yang tidak mengejar keuntungan. Sebelumnya saya akan menjelaskan terlebih dahulu apa itu bisnis.
            Menurut Griffin dan Ebert (2007: 4) bisnis adalah organisasi yang menyediakan barang atau jasa untuk dijual dengan maksud agar mendapatkan laba.
            Menurut Sukirno (2010: 20) Bisnis adalah kegiatan untuk memperoleh keuntungan.semua orang atau individu maupun kelompok melakukan kegiatan bisnis pastinya untuk mencari keuntungan agar kebutuhan hidup nya terpenuhi. Tidak ada orang yang melakukan bisnis untuk mencari kerugian.
            Menurut Hooper (2008:35) Bisnis adalah Segala dan keseluruhan kompleksitas yang ada pada berbagai bidang seperti penjualan (commerce) dan industri, industri dasar, processing, dan industri manufaktur dan jaringan, distribusi, perbankkan,insuransi, transportasi, dan seterusnya yang kemudian melayani dan memasuki secara utuh (which serve and interpenetrate) dunia bisnis secara menyeluruh(12).
            Dari pengertian beberapa ahli diatas saya menyimpulkan bahwa bisnis adalah suatu kegiatan yang menyediakan dan menghasilkan produk untuk mendapatkan keuntungan atau laba. Seperti yang kita ketahui sekararang ini produk bukan hanya berupa barang dan jasa, tetapi sekarang produk sudah beragam macam seperti dalam sebuah universitas dan pelatihan-pelatihan apabila anggotanya sudah memenuhi syarat dan lulus mereka akan menjadi produk yaitu lulusan yang sudah mempunyai nilai dimasyarakat. Dimasa sekarang ini dimana kebutuhan masyarakat semakin bertambah dan peluang peluang ekonomi yang sangat besar, banyak organisasi yang mendirikan perusahaan atau melakukan bisnis bukan untuk mencari keuntungan.
Edited Picture from
pixabay.com
flaticon.com
freepik.com

            Jadi sudah terlihat jelas sekarang ada perusahaan ataus bisnis yang mencari keuntungan dan bisnis yang tidak mencari keuntungan, yaitu. Bisnis yang mencari keuntungan adalah suatu organisasi atau perusahaan yang seluruh kegiatan ekonomi dalam perusahaan dikerjakan dengan maksud mencapai keuntungan atau laba, contohnya perbankan, perusahaan dagang, asuransi dan perusahaan lainnya yang mencari keuntungan. Sedangakan Bisnis yang tidak mencari keuntungan adalah organisasi atau perusahaan yang sebagian kegiatan ekonomi mempertahankan keuangan agar tidak rugi, dan sebagian kegiatan ekonomi dilakukan untuk masyarakat contohnya yaitu Universitas Negeri, Sekolah tinggi Negara, Puskesmas, Koperasi dan masih banyak perusahaan lainnya.

PANDANGAN MASYARAKAT AKAN PROFESI BISNIS

Pandangan masyarakat zaman dulu  dengan Pandangan masyarakat sekarang tentang profesi bisnis.


            Masyarakat zaman dulu memandang sebelah akan profesi bisnis, banyak masyarakat menganggap bisnis itu susah untuk dijalankan mungkin karena ilmu yang dibutuhkan masih kurang atau belum mempunyai modal yang cukup, oleh karena itu tidak banyak masyarakat zaman dulu yang terjun kedalam dunia bisnis. Sedangkan dizaman sekarang masyarakat memandang bisnis sebagai peluang usaha atau pekerjaan, karena dizaman ini kita telah terkena oleh globalisasi dimana teknologi sudah sangat berkembang dibandingan zaman dulu. Dan juga dizaman sekarang ini untuk mendapatkan informasi akan bisnis sangat mudah. Jadi masyarakat sekarang tidak takut akan kekurangan pengetahuan akan bisnis, sedangan untuk modal disekarang ini banyak oraganisasi organisasi yang dapat meminjamkam modal-modal untuk membangun usaha bisnis, oleh karena itu banyak masyarakat sekrang yang terjun dan ikut dalam dunia bisnis.

(1)Prawiro A. BAB 3: Teori Perdagangan Internasional
(9)Aryani R. 2010. SKRIPSI:Fasisme Italia 1922-1944. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret 


Comments

Popular Posts