SISTEM AKUNTANSI : KUALITAS INFORMASI DAN PENINGKATAN NILAI INFORMASI
KUALITAS INFORMASI
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa informasi
yang bernilai paling tinggi adalah informasi yang mengandung ketidakpastian
paling rendah. Akan tetapi, informasi tidak dapat terbebas sama sekali dari
unsur ketidakpastian. Oleh sebab itu, diperlukan pembandingan antara biaya
untuk memperoleh informasi dengan manfaat yang diperoleh dengan adanya
informasi itu sendiri. Dengan lain perkataan, informasi baru layak disiapkan
jika:
·
Biayanya lebih
rendah daripada tambahan pendapatan nyata yang dihasilkan dari adanya informasi
itu.
·
Bisa menurunkan
biaya nyata dengan jumlah biaya yang
ditimbulkan dari prosesnya informasi itu.
·
Bisa menghasilkan
manfaat yang tidak nyata, seperti memperluas wawasan penggunanya, reaksi yang
lebih cepat, layanan kepada pelanggan yang lebih baik, dan lain-lainnya.
Untuk
menopang terbentuknya kualitas informasi yang baik, ada beberapa atribut yang
perlu dipertimbangkan, yaitu:
· Kecermatan (accuracy)
Kecermatan dapat didefinisikan sebagai perbandingan
antara informasi yang benar terhadap total informasi yang dihasilkan dalam
suatu periode. Ukuran kecermatan ini bervariasi, dan anat bergantung pada sifat
informasi yang dihasilkan. Semakin kritis sifat suatu informasi, akan semakin
tinggi kecermatan yang diperlukan. Sebagai contoh, perbedaan antara persediaan
fisik dengan catatan persediaan dengan jumlah sekitar 0,5 persen mungkin tidak
terlalu material apabilla persediaan tersebut terdiri dari barang-barang yang
bernilai rendah. namun apabila persediaan tersebut terdiri barang bernilai
tinggi maka tingkat keselahan sebesar nilai 0,5 persen terlalu tinggi.
· Penyajian yang Tepat Waktu (timeliness)
Adalah kegiatan menyajikan informasi pada
saat transaksi terjadi atau pada saat informasi tersebut dibutuhkan, yang mampu
menutup peluang bagi pesaing untuk mengambil keputusan yang baik dengan lebih
cepat. Informasi yang terlambat diterima nilai kegunaannya akan lebih rendah,
karena keputusan bisnis yang cepat dianggap lebih baik daripada keputusan yang
lambat. Dalam tingkat persaingan yang tinggi, keputusan yang lambar berarti
memberi peluang kepada pesaing untuk mengambil keputusan yang lebih baik
dan lebih cepat. Keputusan yang salah namun lebih cepat dianggap lebih baik
daripada keputusan yang benar namun lambat dikeluarkan. Dilain sisi, untuk
mencapat atribut kecermatan yang tinggi diperlukan jangka waktu proses yang
panjang. Dengan demikian, untuk memperoleh informasi yang optimal, diperlukan keseimbangan
antara kecermatan dan ketepatan waktu penyajian.
Untuk laporan yang bersifat rutin, waktu penyajian
yang paling tepat adalah saat terjadiya transaksi. Jadi, begitu transaksi
timbul segera dilaporkan ke manajer. Namun cara demikian tentu akan menimbulkan
timbunan atau redundansu informasi bagi manajer, sehingga manajer akan sulit
mencari bagian-bagian naba dari timbunan informasi tersebut yang dianggap
kritis. Dengan demikian, informasi yang disajikan harus diringkas namum informatif,
dalam arti tidak menghilangkan bagian-bagian kritis dari suatu informasi. Interval
informasi yang terbaik dapat ditentukan oleh masing-masing unit organisasi
bersangkutan.
· Kelengkapan (completeness)
Adalah adanya relevansi antara informasi dan penggunanya.
Informasi yang tidak lengkap bisa menimbulkan kesulitan, karena bagian informasi
yang hilang boleh jadi merupakan unsur yang kritis. Dengan demikian, informasi
yang sudah tepat waktu dan cermat mungkin belum dapat dianggap sebagai
informasi yang berkualitas. Atribut kelengkapan dalam beberapa hal disebut
sebagai atribut relevansi. Artinya informasi yang lengkap adalah
informasi yang relevan dengan kebutuhan penggunanya. Dalam hal ini, pengertian lengkap
tidak harus diartikan sebagai informasi yang menyeluruh baik yang berguna
ataupun tidak, melainkan harus dikaji sesuai kebutuhan penggunanya.
· Ringkas
(conciseness)
Adalah informasi yang disajikan telah diikhtisarkan sesuai kebutuhan
pengguna dan bidang-bidang yang menjadi fokus utama. Banyak sistem informasi
yang didesain dengan asumsi bahwa informasi yang lengkap merupakan kebutuhan
mutlak. Asumsi ini mengakibatkan para pendisain itu menerapkan pendekatan yang
keliru, yaitu memberi informasi kepada para manajer yang seharusnya tidak
memerlukan informasi itu. Informasi yang ringkas, yang mengikhtisarkan data
relevan yang menunjuk pada bidang-bidang penyimpanan terhadap standar atau
rencana, merupakan informasi yang banyak diperlukan oleh para manajer.
PENINGKATAN NILAI INFORMASI
Bilamana kita memerlukan suatu
barang, dan kita bisa memperolehnya dengan kuantitas dan kualitas yang sesuai
dengan kebutuhan kita, serta dengan biaya yang memadai, kita akan dapat
menerima barang tersebut dengan senang hati. Ini bisa terjadi jika penyediaan,
kualitas, dan biaya sumberdaya itu bisa menutup kebutuhan kita. Demikian pula
dengan informasi. Dalam sistem infomasi manual tradisional, ternyata banyak ditemui
kualitas informan yang tidak seimbang dengan kebutuhan manajemen karena memiliki
kelemahan. Di antara beberapa kelemahan itu adalah:
· Kesulitan untuk Menangani Beban Kerja yang Semakin Besar.
Dalam suatu perusahaan yang sedang tumbuh biasanya diperlukan kemampuan prosesing
yang semakin besar untuk menagani kegiatan yang semakin luas sebagai dampak
pertumbuhan perusahaan. Peningkatankemampuan itu diperlukan karen : (1) volume
usaha yang semakin besar, (2) peningkatan kebutuhan data dari pihak ekstern,
serta (3) peningkatan kebutuhan informasi internal para manajer.
· Ketidakmampuan Untuk Memasok Informasi yang Akurat.
Suatu sistem informasi biasanya memiliki kapasitas maksimal. Apabila kapasitas
maksimal itu dilampaui, maka tingkat pengendalian dan kecermatannya akan menurun.
Akibatnya kualitas hasil pengolahan data akan menurun.
· Ketidakmampuan Untuk Memasok informasi tepat pada waktunya.
Informasi yang bermanfaat adalah informasi yang bisa diterima tepat pada
waktunya (tidak kadaluarsa). Namun dengan semakin besarnya volume data yang
ditangani, kecepatan pengolahan data manual ditingkatkan kecepatannya,
ketidakpastiannya akan semakin besar. Hal ini sesuai dengan kapasitas manusia,
bilamana suatu pekerjaan dilakukan dengan cepat, kecermatannya akan semakin
menurun.
· Kenaikan Biaya.
Meningkatnya biaya tenaga kerja dan material klerikal dalam kegiatan
pengolahan data manual tradisional membuat perusahaan mempertimbangkan
penggunaan teknologi pengolahan data elektronik untuk mencapai tingkat
ekonomis.
Sumber
Penulisan:
Widjajanto
N. 2001. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta : Erlangga. Hal 24-27
Comments
Post a Comment