SISTEM AKUNTANSI : PENUGASAN SISTEM AKUNTANSI
Seorang
akuntan pada umumnya adalah system man atau seorang ahli penyusunan
sistem yang biasanya bekerja sama dengan perusahaan perangkat lunak dan
perangkat keras komputer. Seorang system man harus dapat menyusun sistem
akuntansi sesuai dengan yang ditugaskan perusahaan. Pada umumnya terdapat tiga
jenis penugasan sistem informasi akuntansi, yaitu:
1. Mendesain
sistem akuntansi yang baru.
Penugasan ini biasanya diperlukan
pada saat perusahaan mulai beroperasi atau baru mulai didirikan anak
perusahaan. Laporan yang diperlukan biasanya berbentuk uraian dan petunjuk
prosedur yang terinci mengenai keseluruhan sistem dan prosedur akuntansi yang
diperlukan untuk mencatat transasksi akuntansi.
2. Memperluas
sistem akuntansi yang ada untuk memenuhi perluasan usaha.
Penugasan ini serupa dengan
penugasan yang diuraikan sebelumnya, namun lebih bersifat ekstensif. Sebagai
contoh, seorang pengusaha pasar swalayan ingin membuka cabang dibeberapa
daerah. Agar manajemen dapat memperoleh informasi akuntansi yang memadai,
sistem akuntansinya perlu diperluas.
3. Penyesuaian
beberapa tahap atau bagian dari sistem dan prosedur yang ada.
Penugasan ini terjadi jika
perusahaan melakukan perubahan-perubahan dalam kegiatannya sehingga sebagian
dari transasksi yang dilakukan mengalami perubahan dari yang sebelumnya.
Penugasan ini juga bisa terjadi jika perusahaan berniat untuk memperbaiki
kualitas sistem jaringan komunikasi, dan lain-lainnya. Contoh penugasan ini
antara lain adalah penyesuaian formulir yang dipergunakan dalam pencatatan dan
pengendalian penjualan, atau studi mengenai kemungkinan penerapan sistem
pengolahan data elektronik prosedur gaji dan upah atau payroll dan
lainnya.
BEBERAPA CONTOH PENUGASAN SISTEM AKUNTANSI
Berikut ini beberapa contoh tentang
penugasan sistem informasi akuntansi. Penugasan itu cukup representatif untuk
dilaksanakan oleh akuntan.
1. Merancang
dan menerapkan sistem informasi yang lengkap untuk suatu perusahaan yang baru
berdiri.
2. Merancang
formulir-formulir dan pedoman pengisian yang digunakan untuk menyusun laporan
penjualan mingguan dari suatu perusahaan yang bergerak dibidang busana.
3. Studi
terhadap sistem gaji dan upah atau payroll dan sistem akuntansi biaya
dan upah untuk menghindari duplikasi kerja karena penggunaan kartu jam kerja
dan kartu absensi pabrik.
4. Mendesain
formulir dan mempersiapkan instruksi tertulis untuk digunakan dalam perhitungan
fisik persediaan pada suatu perusahaan pasar swalayan.
5. Merancang
laporan dengan menggunakan sistem point-of-sale pengolahan data
elektronik pada suatu pasar swalayan yang memiliki puluhan outlet.
6. Melakukan
studi dan merancang laporan yang berkaitan dengan kegiatan pembelian dan
pengguanaan peralatan mekanis untuk mencatat atau membuat ikhtisar tentang
berbagai kegiatan akuntansi, seperti misalnya kegiatan penagihan piutang,
pengendalian piutang, pengendalian kas, penyusunan daftar gaji dan upah,
pengendalian, persediaan dan lainnya.
Penugasan yang dapat dilakukan oleh
akuntan tentunya tidak terbatas pada yang diutarakan diatas, karena masih
banyak pekerjaan yang tercakup dalam lingkup akuntansi. Dengan semakin
berkembangnya sistem pengolahan data elektronik, peran akuntan semakin besar,
khususnya untuk meniai dan menerapkan mekanisme pengendalian intern dan
elaborasi penyajian informasi yang bermanfaat bagi manajemen.
PERSYARATAN PENUGASAN SISTEM AKUNTANSI
Seperti yang telah dibahas diatas,
penugasan sistem informasi akuntansi dapat diserahkan kepada akuntan intern,
akuntan publik, atau system man dari perusahaan produsen perangkat keras
dan perangkat lunak. Penunjukkan akuntan publik pada umumnya akan lebih
bermanfaat karena kantor akuntan memiliki latar belakang bisnis dan keuangan
yang lebih luas. Pada umumnya mereka memiliki banyak pakar akuntansi di
berbagai bidang bisnis, sehingga karakteristik bisnis perusahaan yang
ditanganinya akan lebih dikuasai. Dengan demikian benchmarking akan
lebih mudah diterapkan dalam pelaksanaan tugasnya.
Untuk melaksanakan tugas sistem
infotmasi akuntansi, kantor akuntan publik atau pihak manapun yang melakukan
tugas itu, memerlukan dukungan pelatihan akuntansi dilengkapi pengalaman yang
luas. Pelatihan yang diperlukan tidak saja berupa pelatihan dasar dalam teori
akuntansi, melainkan meliputi pengetahuan tentang sistem administrasi
perkantoran yang meliputi pula sistem pengolahan data elektronik, organisasi
fungsi akuntansi pada perusahaan kecil maupun besar, prinsip dan praktek
auditing sehingga pembukuan dapat dicek kebenarannya dan aktiva perusahaan
dapat terjaga keamananya melalui mekanisme internal check.
Selain itu, seorang system man
juga harus faham dan menguasai sistem perpajakan yang berlaku. Tujuannya agar
dalam penyusunan sistem informasi, masalah perpajakan tidak menjadi kendala.
Artinya dengan menerapkan sistem tersebut, diharapkan perusahaan dapat segera
mengetahui berbagai kewajiban penyetoran dan pelaporan perpajakan secara benar.
Oleh karena semua persyaratan diatas
terlalu banyak, maka jarang sekali suatu penugasan sistem informasi akuntansi
akan dilaksanakan oleh satu orang saja. Pada umumnya penugasan sistem informasi
akuntansi akan dilaksanakan oleh beberapa orang pakar yang memiliki
spesialisasi dibidangnya.
Sumber Penulisan :
Widjajanto N. 2001. Sistem
Informasi Akuntansi. Jakarta : Erlangga. Hal 6-8
Comments
Post a Comment